๐—ž๐˜‚๐—ฎ๐˜๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—ฃ๐—ฆ๐—˜ ๐—ฑ๐—ฎ๐—ป ๐—ฆ๐—ฒ๐—ด๐—ถ๐˜๐—ถ๐—ด๐—ฎ ๐—ฅ๐—ฒ๐˜€๐˜๐—ถ๐˜๐˜‚๐˜€๐—ถ, ๐—ž๐—ผ๐—บ๐—ฏ๐—ฒ๐—น ๐—ช๐—ฎ๐—ท๐—ฎ๐—ต ๐—๐—ฒ๐—น๐—ถ๐˜๐—ฎ ๐—ž๐—ฒ๐—บ๐—ฏ๐—ฎ๐—น๐—ถ ๐—Ÿ๐—ฎ๐—ธ๐˜€๐—ฎ๐—ป๐—ฎ๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—ช๐—ฒ๐—ฏ๐—ถ๐—ป๐—ฎ๐—ฟ

2024-10-26

Komunitas Belajar Wajah Jelita SMA Negeri 1 Seririt kembali melaksanakan webinar dengan mengangkat topik โ€œPeran Pembelajaran Sosial Emosional dan Segitiga Restitusi dalam Pendidikanโ€. Kegiatan webinar pada Rabu (23/10) kemarin diikuti oleh ratusan guru dari seluruh Indonesia. Adapun narasumber dalam kegiatan ini yaitu Ni Wayan Budiari, S.Pd., dan Gede Aan Karisma, S.Pd selaku CGP Angkatan 10.

Kepala SMA Negeri 1 Seririt Ngurah Putu Wiswayana, S.Pd., M.Pd dalam sambutannya mengatakan ada beberapa hal yang bisa dipelajari dari kegiatan webinar ini, yaitu pertama, topik ini tepat diangkat karena adanya isu yang sedang viral tentang menghukum siswa; kedua, kegiatan webinar sebagai wujud kolaborasi dan berbagi; ketiga, peserta bisa belajar dari materi yang dibagikan; keempat, peserta bisa merefleksi diri; kelima peserta bisa memperbaharui informasi; dan terakhir sebagai bentuk voice, choise, dan ownership karena semua memiliki tanggung jawab dalam memajukan pendidikan.

Ni Wayan Budiari, S.Pd dalam paparan materinya mengatakan bahwa pembelajaran sosial emosional merupakan faktor penting yang harus dipahami dan diterapkan untuk mencapai tujuan pendidikan karena dengan menerapkan dan menguasai kelima kompetensi sosial emosional dari kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, kemampuan berelasi, dan mengambil keputusan yang bertanggung jawab, baik guru dan murid akan mampu menampilkan keseharian dengan maksimal serta dapat menunjang pencapaian akademik menjadi lebih baik.

Sementara itu, Gede Aan Karisma, S.Pd dalam materinya mengatakan segitiga restitusi merupakan pendekatan terbaru dalam dunia pendidikan untuk menangani permasalahan dengan menekankan tanggung jawab, restorasi, dan pertumbuhan pribadi. Pendekatan ini mampu mengembalikan dan menyadarkan siswa terkait dengan kegagalan yang mereka alami. Tahapan dari segitiga restitusi tersebut meliputi menstabilkan identitas, validasi tindakan yang salah, dan menanyakan keyakinan. Segitiga restitusi dapat menciptakan kondisi bagi murid atau anak untuk memperbaiki kesalahan mereka sehingga bisa kembali pada kelompok mereka dengan karakter yang lebih kuat.


Pengawas pendamping Gusti Nyoman Astika, S.Pd., M.Pd dalam penguatannya menyampaikan apresiasi kepada tim Kombel Wajah Jelita. Di tengah perkembangan yang pesat, guru harus terus meningkatkan diri. Guru dalam mengajar harus mampu memberikan dukungan psikologis kepada siswa agar merasa nyaman, mampu meningkatkan motivasi dan mengendalikan emosi. Tujuan akhirnya agar kualitas pembelajaran semakin meningkat. (hms/mus)